Dalam adat dan budaya Minang, agar kecintaan dan penghargaan kepada kaum wanita selalu ada dalam kehidupan masyarakat, maka kedudukan ~ padusi ~ di minangkabau mendapat tempat yang sangat mulia dan terhormat. Kedudukan ~ padusi ~ laksana tulang rusuk bagi kaum lelaki. Ia tidak diletakkan dikepalanya untuk dijadikan atasan, tidak pula diletakkan dikaki untuk dijadikan bawahan. melainkan ia diletakkan disisi kaum lelaki.
Pemandu web blog bundokanduang ini memiliki user name~ padusi ~.
Dilahirkan di Kota Padang dengan rasi bintang Pisces. Menamatkan SD di Jakarta, SMP di Sulseltra, SMAN IV Jakarta, dan Alumni Fakutas Hukum UI tahun 1982.
Bekerja sebagai Public Relation tahun 1982 – 1985 di sebuah BUMN yaitu PT Persero Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP). Kemudian beralih karir menjadi pegawai negeri sipil pada Badan Tenaga Nuklir Nasional. Mengundurkan diri dari suatu Jabatannya di Lembaga ini, karena ingin menyerasikan peran ganda sebagai ibu rumah tangga selain sebagai PNS. Kemudian mengabdikan diri sebagai dosen pada salah satu PTS di Jakarta pada tahun 1988 – 1996.
Pernah menjadi asisten Advokat pada Lembaga Bantuan Hukum Wanita Muslim di Jakarta, ketika masih sedang duduk di bangku kuliah dalam melakukan pembelaan terhadap kaum wanita yang mengalami keretakan rumah tangga yang berujung pada tuntutan perceraian
Diperbantukan pada sebuah BUMN – PT BATAN TEKNOLOGI (Persero) dalam posisi sebagai Manajer HRD serta merangkap jabatan rangkap sebagai Legal Advisor .
Sekarang sebagai Staf senior pada LPND tersebut diatas, disamping membantu mengelola usaha konsultan dan pelatihan bagi kalangan industri dibidang material, mechanical.
Mengamati masalah dan prilaku sosial khususnya yang terkait dengan keminangkabauan adalah bentuk kepedulian saya untuk dituangkan dalam web blog ini. Saya berharap web blog : bundokanduang.wordpress.com, dapat dijadikan referensi dalam mencari sumber informasi adat dan budaya minang.
Bagi Anda yang ingin berdiskusi dan ingin mengetahui lebih lanjut seputar permasalahan adat dan budaya minangkabau saya mengajak Anda untuk bergabung di milist bundokanduang – sebagai sarana komunika wanita minangkabau dan pencintnya.
Wassalam
~padusi~
terimakasih sudah berbagi tentang masyarakat minang
saya tertarik untuk detail lebih jauh untuk pilot project skripsi saya.
bisa kah saya menghubungi ibu via email mungkin?
-dina
Silahkan hubungi bundo di hyvny@yahoo.com. Ananda kuliah dimana?
tarimo kasi bundo untuk artikel2 bundo yang semakin membangkitkan rasa ingin tahu tentang keminangan, apalagi di rantau, alah saketek tampek mangadu … dan semakin jarang orang yang akan mengajari ..
tetap berjuang ..:)
Mira…Tarimo kasih sudi mancigok blog iko. Iko blog awak basamo. Kok ado saran nan elok sehingga dapat menjadi referensi generasi muda minang dalam memahami adat dan budaya minang. Padusi siap menerima kritik dan sarannyo.
he2:)
terima kasih banyak bundo atas komentnya di blog awak…
ya, tiada hari tanpa belajar dan terus belajar, sampai maut menjemput nyawa di raga…
makasih bundo
ttd
Anggun Gunawan
Yogyakarta
Saya heran kok mau-maunya padusi minang pakai tanduk, emangnya kebo ????
maaf, reality of eyes
Demikianlah pakaian adat merupakan suatu produk kebudayaan, hasil peninggalan nenek morang etnis minang. Minangkabau artinya menang kerbau. Dalam kisahnya, sebuah kerajaan yang menghasilkan sedemikian banyak hasil alam, a.l ; kayu manis, pala, cengkeh, rotan, damar ingin dikuasai oleh kerajaan / bangsa asing. Demi mempertahankan wilayahnya, kerajaan ini tidak memiliki persenjataan perang yang kuat. Namun mereka memiliki kecerdasan, kecerdikan yang luar biasa yang pada akhirnya mampu mempertahankan wilayahnya. Nenek dan penghulu kerajaan kecil itu mengajak pendatang kerjaan asing yang ingin menguasai wilayahnya itu bertanding dalam memperoleh wilayah yang kaya akan hasil alam itu melalui adu kerbau. Ternyata perundingan ini disetujui oleh kerjaan asing. Masing-masing pihak mempersiapkan diri. Kerajaan asing itu menyediakan seekor kerbau yang besar – alias banteng, seperti lambang sebuah partai gitu lho…sementara nenek moyang kerajaan kecil ini hanya menyediakan seekor anak kerbau kecil – bertanduk tajam yang terbuat dari logam. Selama 1 minggu tidak disusui oleh induknya.
Akhir cerita dalam adu kerbau, ternyata pertandingan dimenangkan oleh seekor kerbau yang kecil milik si kerajaan kecil dan membunuh kerbau besar milik kerjaan asing itu. Mengapa terjadi demikian..?? Sesungguhnya, karena kerbau kecil yang teramat lapar itu berusaha menyusu kepada kerbau besar tadi yang disangka induknya, sambil menusuk-nusuk ke badan induk kerbau hingga ususnya ter-simpurut (terburai).
Mengerikan memang. Namun itulah kecerdikan yang dimiliki oleh sebuah kerajaan kecil itu dalam mempertahankan wilayahnya. Oleh nenek dan penghulu kerajaan kecil itu, kebanggaan atas kemenangan dalam aduan kerbau itu, digambarkan secara berkelanjutan dalam pakaian adatnya.
Meskipun demikian tidak semua pakaian adat dalam bentuk tanduk, ada juga berbagai ragam pakaian adat minang, seperti yang terlihat di blog ini.
Semoga penjelasan ini dapat membuka wawasan pembaca untuk memahami adat dan budaya minang secara ituh. Terima kasih.
Bundo, salam kenal. Ambo sadang mancari koleksi namo-namo asli urang minang. pengen suatu hari nanti kalo punyo anak, anak ambo namonyo asli namo minang, yang labiah utamo sih namo untuak anak padusi, kiro-kiro bundo ado saran ndak yoo… misalnyo Puti siaaa…gitu..hehe..
tarimokasih yo Budo sabalunnyo
aduh… bundo jadi tersanjung deh… Jika diterima Bundo usul nama anak padusi minang ananda adalah ;
– nilam cahaya,
– reno maharani
– lenggogeni
– lenggodani
– puti bungsu – nick name bundo disuatu portal
– andam permaisuri
– sari patih dewi
jika dia bayi laki-laki, bundo usul namanya :
– parmato alam,
– alam sakti,
di Minangkabau penggunaan puti, biasanya berasal dari kalangan berdarah biru. Walaupun darah biru tidak memiliki arti apa-apa atau tidak membuat mereka lebih tinggi atau ditinggikan seranting dari masyarakat pada umumnya. Sehingga jika ananda ingin menambahkan nama didepannya gunakanlah kata ” PUTRI ” lebih cantik lagi namanya kan….
hehehe..iyo rancak-rancak namonyo, ijin manyimpan dulu yo Bundo..
tarimokasih banyak
Terima kasih Andi. Uni tinggal di kampung hanya sampai usia 10 tahun. Namun ternyata 10 tahun pertama diusia itu, terpendam dalam memori uni, tradisi-tradisi budaya yang tidak pupus oleh pengaruh zaman. Kepedulian adalah sikap yang mesti kita tumbuh dan kembangkan dalam mempertahankan tradisi tradisi yang ada di Ranah Minang. Kita punya rambu-rambu, adat bersendi syarak dan syarak bersendi kitabullah. Tidak perlu kawatir, bila ada sebagian orang Minang sendiri mencerca adat minang itu yang tidak lapuk karena hujan dan indak lakang dek paneh.
Tekadang sebagai seorang wanita, kita dihadapkan dengan berbagai ragam masalah. Ketika angan-angan melambung tinggi, pupus seperti cahaya matahari yang tenggelam diwaktu sore. Uni mengamati pernyataan (Sarah Bernhardt (1844 – 1923), aktris Prancis ; “Ide-ide baru muncul di dunia seperti jatuhnya meteor disertai kilatan cahaya dan ledakan keras, kemudian menjebol atas istana yang megah.Akan tetapi apa yang terjadi sesudah itu, ” Aku adalah wanita yang lemah dan rapuh. Aku memiliki hati dan semangat baja “.
Semoga Andi – lelaki minang – akan tetap mendukung generasi muda minang khususnya padusi minang yang lain, agar dapat membangun jati dirinya sebagai wanita yang diharapkan yaitu :
” Kedudukan ~ padusi ~ laksana tulang rusuk bagi kaum lelaki. Ia tidak diletakkan dikepalanya untuk dijadikan atasan, tidak pula diletakkan dikaki untuk dijadikan bawahan. melainkan ia diletakkan disisi ”
salam ~padusi~
Bundo, salam kenal. Ambo sadang mancari Buku “ILMU JIWA AGAMA” mudah-mudahan bundo bisa bantu Ambo
tarimokasih yo Budo sabalunnyo.ambo sangat butuh buku itu.
Dengan sangat menyesal nanda, bundo ndak dapat membantu mencarikan buku Ilmu Jiwa Agama. Duh…. sungguh dalam makna yang akan diperoleh dari jududl buku ini… Wassalam ~padusi~
Assalamualaikum ww,
Salam kenal yo uni. Ambo baru sakali mangunjungi blog uni, jadi belum sempat baco-baco nan lain.
Selamat menulis terus.
Terima kasih Bundo.., tulisan ~ Mother is the best super hero in the world ~ sangat berpengaruh sekali bagi saya untuk:
-Lebih merasakan betapa besar rasa terima kasih saya kepada Ibu yang telah
melahirkan saya,
-Lebih bisa menyatakan betapa saya sangat menyayanginya.
-Lebih tahu apa yang seharusnya saya berikan dan lakukan untuknya
-Lebih bersyukur karena telah dilahirkannya.
-Lebih mengerti rasa malu dan menyesali betapa besar kesalahan yang saya perbuat terhadap Ibu.
-Lebih menyadari daftar dosa apa saja yang akan saya mohon ampunan dari Allah SWT.
wassalam.
Bundo, artikel renungan ~ Mother is the best super hero in the world ~, sangat menarik, tapi kok huruf2 tulisannya terlalu berwarna warni , sehingga sulit dibaca.
kalau bisa semua huruf2nya di jadikan warna putih semua saja ya…
tks n was.
Yth : Bundo Padusi (Parusi kalau di kampung ambo)
Mohon pencerahan tentang harato pusako, sabau tanah kaum kami di karanaur pariaman sampai kini belum disertifikatkan, sementara sebelah-sebelahnya sudah baik instansi pemasyarakatan milik pemerintah yang setahu kami tadinyapun tanah kaum, begitu juga sebelah yang lainnya tanah kaum yang menurut penjelasan mamak2 kami adalah tanah kaum kami yang dahulu hanya diberikan sapaumahan untuk dunsana satu kaum yang manompang.
Saya kesulitan untuk pengurusan aspek legalnya karena tidak seluruh dunsana setuju untuk mensertifikatkan tanah tersebut, sabau tidak ada sertifikat atas nama kaum katanya tapi atas nama seseorang dari kaum yang dikuasakan oleh seluruh dunsanak yang ada pada tambo atau ranji yang disyahkan olah niniek mamak, Kerapatan Adat Nagari dan unsur pemerintahan lurah dan camat (Dokumen ini sudah saya buat sejak tanun 1980) yang sekarang turunan kami sudah berkembang hampir dua kali lipatnya.
Selain itu ada kekhawatiran jika dikuasakan ke seseorang yang ditunjuk akan terjadi moral hazard untuk disalahgunakan baik dijual atau digadaikan oleh orang yang ditunjuk tersebut sebagai mana banyak terjadi sengketa keluarga atas tanah pusako di daerah kami sampai menghancurkan kekeluargaan yang sudah susah payah dibina oleh pendahulu-pendahulu minang.
Kami tidak tahu kesiapa dan bagaimana masalah ini dapat di selesaikan karena orang tua kami sebagai bundo kanduang untuk kaum baru saja meninggal dan yang ada sekarang kurang memahami seluk beluk tentang tanah kaum baik karena ada di rantau maupun yang ada di kampung namun keukeuh menolak untuk sertifikasi tanah tersebut karena keterbatasan pendidikan atau informasi yang salah dari fihak lain tentang sengeta2 tanah yang berdarah-darah di kampung kami.
Demikianlah dulu bundo mohon advice, saya hanya menghawatirkan tanah kaum tersebut menjadi masalah nantinya jika keluarga kami berkembang lebih banyak dan membutuhkan lahan untuk perumahan tapi tidak mengerti bagaimana seharusnya memperlakukan tanah pusako.
Salam
Sukardiman
sukardi@indonesian-aerospace.com
Production Assembly Integration Senior Engineer
Technical Support Department
Logistic & Customer Support Division
Aircraft Integration Directorat
Phone : 022-6054746
Mobile: 085222268221
Fax : 022- 62-22-6056771
Yang terhormat Sanak Sukardiman,
Pertama Uni mengucapkan terimakasih atas kepercayaan sanak untuk berkonsultasi di blog bundokanduang ini mengenai persoalan tanah pusaka. Beberapa saran yang mengkin berguna dapat Uni sampaikan sebagai berikut :
1. Ketika kita turun tangan menyelesaikan tanah kaum / harta pusaka, tanamkan dihati kita bahwa kita akan melakukan suatu karya sosial bagi kaum kerabat kita.
2. Proses legalisasi dalam pemilikan tanah kaum yang paling mendasar adalah :
a. menunjuk penanggung jawab tanah kaum yang disepakati dalam keluarga besar yang bertindak selaku Mamak Kepala Waris atau Datuk junjungan.
b. Buatlah silsilah keluarga/ranji menurut adat minangkabau.
c. Lakukan rekapitulasi atau tentukan peta tanah kaum dengan batas-batas yang jelas sebagai bukti sementara.
3. Apa yang sanak lakukan pada tahun 1980 dengan mengesahkan ranji pada Camat dan lurah sangat baik sekali apalagi bila di legalisasikan oleh KAN setempat.
4. Sehubungan dengan keinginan pemerintah daerah melakukan sertifikasi terhadap seluruh tanah kaum – tanah pusaka marilah kita sambut baik dengan kewajiban kita bersama untuk mengurus sertifikasi tanah kaum kita.
5. Ingat bahwa dengan adanya kompilisi hukum Adat bersendi syara’ syara’ bersendi kitabullah maka tanah kaum dikategorikan sebagai tanah wakaf yang wajib dipelihara secara berkelanjutan sampai pada keturunan kita.
6. Memiliki tanah kaum merupakan kebanggaan kita – khususnya para perantauan minang bahwa ia masih memiliki kampung halamannya, di cirikan sebagai berikut :
– memiliki rumah gadang,
– tanah kaum,
– pandam pakuburan,
dll
Barangkali jawaban Uni tidak memuaskna dan karenanya Uni minta maaf atas kekurangan penjelasan ini.
Demikian dan terima kasih.
Wassalam,
~padusi_
Bagus bagus. Adalah pencerahan bagi saya apapaun yang ditulis diblog ini.Yang lebih bagus nya lagi adalah “the women behind the blog”. You are special and dedicate person. Thank for your constribution for Minangkabau. Nice to know you, uni Padusi.
Terima kasih budhy.. Semoga apresiasimu tetap memberi semangat pula begi generasi muda untuk tetap melestarikan adat dan budaya minangkabau.
Salam
~padusi~
Ass.wr.wb Bundo..
Terimakasih atas kunjungan bunda ke blog Poety.. senang dapat tambahan referensi blog tentang minangkabau..
Sehingga selalu ada bahan bacaan bagi Poety dan saudara-saudara kita yang memiliki darah minang untuk mengenal lebih jauh dan lebih dalam tentang minang nan jauh dimato.. dan selalu ingat bahwa dari sanalah nenek moyang berasal
Itu jugalah yang menjadi harapan papa memberi nama Poety, sehingga Poety (mungkin juga anak-cucu Poety nanti) selalu ingat bahwa minang adalah asal nenek moyang kami.
Papa Poety berasal dari Pekan Kamis Bukittinggi. Dan berprofesi sebagai dosen IT di Jakarta, yaitu di STTI NIIT ITech dan Univ.Mercu Buana.
Kalau Mama Poety, berasal dari Bandung. Papa ingin anak-anaknya selalu ingat bahwa kami memiliki darah minang, sehingga dalam panggilan sehari-hari kami dibiasakan menggunakan sebutan Uda/Uni. Kalau Sunda adalah lingkungan kami sehari-hari, tanpa ada sebutan apapun juga kami tidak lah mungkin lupa.
Demikian.. salam untuk bunda..
Poety E. Husna Nixon
http://www.blogboleh.com/my_poety
http://it-society.blogspot.com
Ibu…perkenalkan saia novi dan sedang menyusun Tugas Akhir berupa sebuah film fiksi namun akan mencakup persoalan tentang wanita di Minang kabau..yaitu bundo kanduang-matrilineal dan adat istiadat nya di jaman sekarang…bisakah saya banyak bertanya dan riset kepada ibu?
terimakasih atas tanggapannya…ibu ada facebook?
🙂
Salam andanda Nvii,
Ibu ada punya facebook. Namun menurut ibu akan lebih bagus ananda melontarkan pertanyaan melalui mailing list wanita minang di bundokanduang@yahoogroups.com, dimana ibu jadi modeatornya. Disini kita berkumpul dan saling berdiskusi sambil bisa dicermati atau diberi saran oleh anak-anak yang lain.
Nanti akan ibu coba undang sesuai email address ananda dan mohon juga ananda mencoba sendiri ikut bergabung dalam milist group ini ya… oke ibu tunggu….
salam
moderator bundokanduang@yahoogroups.com
assalammualaikum Uni
basuo lai disiko Ni ……
oh ya Ni mo nanya lagi neh ….. gak bosen kan Ni ngejawabnya ????
sebenarnya yg mana yg bener bendera apa ya namanya pokoknya tri warna di minang kabau :
MERAH KUNING HITAM atau MERAH KUNING HIJAU ????
makasih ya Ni
Waalaikum salam Vasya,
Uni jawab melalui milist bundokanduang@yahoogroups.com ya…. Biar member bundokanduang yang lain juga tahu akan arti dan lambang “Tiga Tungku Sajarangan “
Saya ingin mengkoleksi resep masakannya atau memuatnya dalam majalah.Boleh gak bundo?
wa’alaikumusslam bundo..
tarimo kasih atas kunjungan bundo di blog ambo…
sabananyo tulisan awak tentang tambo nan di blog adolah sub tema dari tugas metafisika minangkabau yang awak presentasikan di ruang kuliah.. banyak juo nan tertarik pas diskusi wakatu itu..
satu hal yang bisa awak tarik dari banyaknyo versi tambo adolah masing2 urang punyo daya tangkap dan nalar sendiri. tambo kan diangkat dari tradisi lisan bundo.. jadi sangat mengandalkan kemampuan hafalan yang pembawa berita.. tapi satu hal yang masih kurang dek awak, baru ciek duo tambo nan awak tamui, dek nan lain payah mancarinyo..
tambo, hanyolah carito sejarah.. tantu sejarah akan taruih bajalan.. dan manuruik awak kegiatan manulis di blog adolah bagian dari manaruihan tambo alam minangkabau nan tantunyo tatap tabukak sampai dunia ko masih ditarangi sinar matohari jo rembulan..
salam kangen bundo..
terima kasih Nanda Anggun Gunawan,
Walau berada di Rantau orang – jogyakarta – berarti nanda akan menjadi si Tukan Kaba juga..
Wassalam,
Ass..
Salam kenal, Bundo..
Saya Dini. Saya senang sekali dengan blog Bundo ini. Sangat membantu dalam pengerjaan skripsi saya. Kebetulan tema skripsi saya mengenai perempuan minang.
Kalau Bundo berkenan, apa Bundo bersedia menjadi reponden dari skripsi saya? Hanya mengisi kuesioner saja, Bundo.. Saya sgt berterima kasih jika Bundo bersedia. ^^
Wass..
Waaialaikum salam And Dini,
Bundo sangat bersedia membantu sebagai responden, namun alangkah baiknya Dini bersedia menjadi member bundokanduang group. dengan cara mendaftar untuk menjadi anggotanya. Caranya klik ke ..:
mendaftar : bundokanduang-subscribe@yahoogroups.com
berhenti menjadi anggota : bundokanduang-unsubscribe@yahoogroups.com
gampang kan ???
Oke bundo tunggu yo……
Ass.
Salam kenal jo Bundo wak mah!
Bundo! Awak Aldy pingin minta tolong ka Bundo, sajauh ko kaki malangkah jo tangan baayun a, lun panah dapek buku-buku tentang sejarah Alam Minagnkabau le do. lo Bundo tau agiah kaba ka Aldy yo Bundo! Masalahnyo, kok lah jauh di rantau urang baru katakana jo kampuang nan salilik aka. Oh yo ndak lo ka mungkin ndak salam kenal jo kasadonyo nan lah dulu hadir di layar kaca do yo, kok tuo ndak basabuik gala, kok samo gadang ndak basabuik namo.
Wass.
salam kenal uni,hebat dan bagus, ambo salut jo uni nan lai ado ide untuak mambuek blog khusus ttg minang kabau, banyak nan ambo dapek ttg ranah minang,informasi nan bana bana rancak utk urang awak khususnyo ambo nan ndak baitu mangarati banyak ttg ranah minang,taruih manulis yo uni,salam
Salam kenal uni, walau uni sudah lama berada di Rantau ternyata jiwa minang nya tak runtuh sedikit pun! Semoga saja adat minang tak terkikis oleh perkembangan zaman
Alhamdulillah berkat didikan orang tua dan lingkungan keluarga yang senantiasa mempraktekkan adat dan budaya minangkabau, meskipun kami sudah merantau. Seperti halnya saya, yang sudah merantau sejak tahun 1968 ke Jakarta, mengikuti jejak kerabat kami yang jauh sebelumnya telah pula merantau.
Setelah itu kita mendalami apa yang menyebabkan adat minang itu tidak lekang dek paneh dan indak lapuak dek ujan, tidak lain apabila ada anggota masyarakatnya yang memiliki kesadaran untuk melestarikannya. Insya Allah – hal itulah yang saya lakukan.
Ternyata orang dikampuang kita sendiri banyak yang mencoba menghilangkannya demi kepraktisan, katanya,
ass wbr..
salam kenal yo uni…
sanang bana ambo bisa manamukan blog uni
meski lahir dan besar di minang tepatnyo di pariaman
memang masih sangat kurang ambo tahu tentang bundo kanduang khususnya
alhamdulillah,kini di sekolah2…lah ado pelajaran muatan lokal tentang adat alam minang kabau
perkenalkan ambo ruziana atau biaso dipanggil ina
ambo adalah pengurus di organisasi wanita minang di tanjungpinang yang diberi nama bundo kanduang
rencana bulan juli ini kami mau mengadakan seminar “mambangkik batang tarandam”,yang intinya agar wanita minang yang di tj pinang atau dirantau,tetap tahu dengan adat istiadat minang.
rencana kami akan mengundang bundo kanduang dari sumatera barat dan pengurus LKAAM
Karena ambo diminta jadi sekretaris aja sekaligus moderator,makonyo ambo mencari di internet tentang bundo kanduang.Alhamdulillah basobok blog uni kok…
tarimokasih banyak ambo ucapkan jiko uni maizinkan ambo mangkopi artikel yang ado,sebagai pedoman di ambo untuk kegiatan seminar
wassalam
ina
Alhamdulillah, basobok awak jo laman bundo kanduang ko, sanang bana rasonyo…
Salam kenal, izinkan saya menautkan blog ini ke blog saya dan mengutip beberapa artikelnya, terima kasih…
Silahkan saja, asal tetap menyebutkan sumbernya..
wah apik sekali blognya bundo, salam kenal dari bagindo indak tau dek adaik hihihihi… sorry bundo saya lebih fasih bahasa jawa daripada bahasa minang meski orang tua adalah “orang asa” pariaman hehehe…
Uni/Bundo..
sanang bana hati ko basuo blog nan informatif, akademis, dan melepaskan kerinduan atas tanah minang…
sadiah pulo hati setelah mengerti dari blog uni bahwa ambo tidak sempurna menjadi orang Minang..
rumah gadang ndak jelas keberadaannya..
sawah ladang pusako ndak jelas penggunaannya..
datuk penghulu yang tidak jernih integritasnya…
tidak punya mamak tempat bertanya tentang bagaimana membimbing kemenakan…
(mami ambo anak tunggal sehingga ambo tidak pernah tau bagaimana jadi mamak yang baik untuk kemenakan2 ambo yang sudah memasuki usia dimana harus dituntun sholat, adat dan etika nya..)
semoga dengan blog ini, ambo bisa belajar lebih banyak..
Terima Kasih banyak Uni…
Salam kenal Ibu Hifni..
Saya ingin menanyakan pendapat Ibu tentang Batik sebagai Identitas Nasional, terutama batik Tanah Liat.. Saya sudah mengirim pertanyaan melalui email ibu di hyvny@yahoo.com
mohon diperiksa dan saya menunggu tanggapan dari Bundo.
Terima Kasih
Tahniah! Usaha anda ini sangat bagus untuk mengungkap warisan budaya dan menyingkap khazanah bangsa yang semakin hilang dan dilupai sekiranya tidak dijaga dan dipertahankan. Ia boleh menjadi rujukan kepada generasi akan datang.
Saya pun sudah lama mahu mencari identiti dan susur galur keturunan sendiri. Yang saya dapat tahu ibu saya dari suku Biduanda di Negeri Sembilan. Bapa saya pula berketurunan Melayu dari Kepulauan Riau.
Berdasarkan maklumat dari blog anda, saya teruja untuk menjejaki jurai generasi awal saya sebelah ibu dari suku Biduanda yang dipercayai berasal dari Kota Tinggi, Johor.
Saya akan terus mengikuti liputan-liputan anda yang sangat menarik dan bernilai.
Terima kasih.
ondeh…sajuak hati mambaco tulisan-tulisan bundo.
salam kenal untuak bundo, ambo mahasiswa dirantau urang acok taragak ka kampuang, tulisan-tulisan bundo paliang ndak maubek kerinduan ko agak saketek.
tarimo kasih banyak bundo
Incekrajo
Assalamu’alaikum ya uchti/Bundokanduang.
Ambo ma usulkan jo mando’a kan semoga bundo berkenan manulih/manabikkan buku tentang Profil Wanita Minangkabau di Era Global, Isinyu antaro lain menggambarkan ba’a caro jo bantuaknyu satiok keluarga dapek melahiukan generasi mudo padulsi dari suku Minangkabau. Isi buku cando ko alun ado. Urang Minang, khususnyu Bundo memiliki bahan untuk itu. Ikolah antaro lain bantuak sumbangan awak pado Minang dan bangso Indonesia.
Wassalam dari ambo Rasyid Emilly.
aslkm bundo…salam kenal ^_^
awak salah satu padusi minang nan marantau ka ibukota, jadi kurang bana rasonyo ilmu2 dan pituah2 minang nan awak dapek di kota iko…untuak itu awak nak batanyo ka bundo arti dari namo awak “Reno Irma”….sudi kironyo bundo untuak manjalehan ka awak…
sabalumnyo mokasih banyak yo bundo…^_^
Salam kenal Bundo.
Ambo anak nagari yang baru mengenal dunia maya, cinto kakampuang halaman cubo ikuik ba promosi daerah dengan blog sederhana, namun dari blog bundo banyak juo informasi nan ambo dapek. izin copy artikel ciek yo bundo…
tapi klo bundo ndak berkenan mohon info ambo baliak bia sacapeknyo di hapus. terimokasih bundo
sukses untuak bundo.
kata kata pahambahan dalam format mp3 lai ado…
mokasih
assalamualaikum ibu,
salam kenal,, saya tertarik dengan ulasan ibu tentang perempuan minang, saya seorang mahasiswa dan punya mimpi menyatukan perempuan muda minang dengan kontribusinya yang berarti baik di bidang pendidikan,sosial,teknologi, dll.
mau berdiskusi dan mengobrol2 dengan ibu,, kemana ya ibu bisa saya hubungi?
terimkasih ya bu sebelumnya 🙂
Assalamu alaikum
Saya br pertama mengunjungi blog bundo kanduang tp sy sangat terkesan ma thema2 yang dibahas di blog ini,
sy mencintai budaya minangkabua walaupun sy bukan urang awak tp Asli Makassar, sy pengend belajar banyak tentang adat dan budaya urang minang, karena istri saya urang minang marga caniago dan saya g bermukim di ranah minang,mohon bimbingannya bunda dalam memahami dan mendalami adat minangkabau. trima kasih sebelumnya bunda.
Assalamu’alaikum bundo,
Patitieh pamenan andai,
Gurindam pamenan kato.
Pangulu kalau tak pandai,
Nagari caie kampuang binaso…..
Bundo, bagaimana pandangan bundo seputai kondisi Minangkabau saat ini…terutama dalam hal maraknya pengukuhan gelar datuk disaat-saat masa pemilu akan diselenggarakan?
Wassalam
Yulmedia (Buyuang)
Waalaikum salam,
Nan harus awak pahami adolah ado duo kategori gala, yaitu :
a. gala pusako
b. gala sasangko adat
* Gala pusako adalah gala nan turun temurum dan berasal dari satu kaum. Dari Mamak turun kemenakan berdasarkan persetujuan Ninik Mamak. Kalau ado urang minang manurunkan gala pusako kapado urang nan indak sa kaum, anggota kaum bisa manuntuik si pemberi gala ko.
* Gala sasangko adalah gala kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang berjasa atau dapat memanfaatkan jabatan orang tersebut untuk martabat suatu Nagari. Gelar ini bersifat sementara karena hanya melekat pada saat upacara batagak gala semata. Tidak bisa diturunkan kepada orang lalin. Karena itu gala itu dikembalikan kepada pihak yang memberi.
Masalah ada calon pejabat atau calon KADA, caleg yang memanfaatkan gelar, hal yang dimikian bisa saja terjadi. Asal pihak yang diberi gelar mau mengisi : cupak diisi limbago dituang. Maksudnya sepanjang gala yang dilewakan kepadanya mampu diisinya untuk kepentingan Kaum yang memberi gelar.
Wassalam
Mokasih banyak atas jawabanyo bundo..ketika pihak yang diberi gelar mau mengisi : cupak diisi limbago dituang. untuk kepentingan Kaum yang memberi gelar…alhamdulillah akan clear keraguan bagi sebagian kita yang selama ini masih menganggab pengukuhan tsb sangat kental dengan nuansa politisnya…..bundo maaf mau nanya lagi…..Bundo pengurus Gebu Minang?
hhmm..,
dngn adanya bundha ko..,
nchu baru sadar,btapa mulia’a adat istiadat minang kabau ko,dan bgtu banggamenjadi putra minang..
aslm….
bundo..
adat minang di kenal dgn istilah adat basandi syarak,syarak basani kitabullah.
yg aku tanyakan adakah adt mingang yg menyeleweng dari ajaran islam,, baik dri segi pernikahan. haarta warisan. dn hal2 lainnya ???